Monday 8 July 2013

Mulut, bibir senjata terdasyat

Assalammualaikum membuka bicara saya malam ini.


Sesungguhnya ketahuilah kamu senjata yang paling tajam adalah kata-kata. Ketajamannya mengatasi tajamnya mata pedang. Kesannya amat parah mendalam sehingga ke lubuk hati yang paling dalam, sukar diubati.

Terlajak perahu boleh diundur, terlajak bicara buruk padahnya.

Kerana pulut santan binasa, kerana mulut badan binasa.

Banyak benar pepatah yang membicarakan mengenai bahayanya mulut seorang manusia. Lidah seharusnya dipelihara dari berkata sesuatu yang boleh mengakibatkan kemarahan orang lain dan keaiban kepada diri kita sendiri.


Sesungguhnya setiap kali ingin berbicara mengenai sesuatu, sentiasa berfikir kesahihan faktanya. Jangan berbicara akan sesuatu yang kita tidak pasti dan tidak jelas. Apabila sesutu yang kabur dibicarakan, kita cuma akan melencongkan orang lain ke arah kepalsuan. Apabila berita yang palsu dibicara, terdengar oleh orang-orang, mereka mempercayainya lalu disampaikan pada yang lain-lain, tidakkah ianya suatu kecendongan pada kesalahan memfitnah.

 Fitnah umpama membunuh suatu jiwa suci yang tidak berdosa. Fitnah ini akan dibawa dari mulut ke mulut, mengaibkan orang yang terlibat dalam fitnah tersebut. Walau masa berlalu sekalipun, fitnah ini masih akan disebut orang, disebut berulang dan berulang lagi. Bahkan mungkin akan tercatat dalam sejarah.

Oleh itu peliharalah lidah dari berbicara sesuatu yang tidak-tidak. Sentiasa menjaga adab dalam bicara, janganlah hendaknya bicara kita itu nanti akan hanya membawa aib kepada diri kita sendiri. Janganlah pula berkata sesuatu yang akan membawa kepada kemarahan orang lain. Berkata dengan kata-kata yang lembut, beradab dan sopan. Jangan menggunakan nada dan bahasa yang kasar untuk menyampaikan sesuatu.

Lebih baik diam jika tidak tahu untuk berbicara mengenai topik yang kita tidak jelas atau tidak pasti. Sesungguhnya berdiam diri itu lebih baik dari hanya berbicara sesuatu yang tidak bermakna dan tidak berfaedah.

Sesungguhnya dalam Islam sendiri, amat menitik beratkan penjagaan adab ketika berbicara. Memetik sebuah Hadith Rasululah SAW yang menekankan setiap bicara yang terluah itu lebih baik mempunyai kebaikannya.

“Barangsiapa yang beriman pada ALLAH dan hari akhir maka hendaklah berkata baik atau lebih baik diam.” (HR Bukhari Muslim)

Simpul katanya, bicaralah yang indah-indah dengan kata-kata yang sopan, beradab dan hormat kerna kita tidak tahu mungkin ada bicara kita yang menyinggung hati insan lain. Biar bicara itu berisi dari hanya kosong tak berfakta, tak berjiwa.

Sekian, wassalam. Moga Allah memberkati kita.

No comments:

Post a Comment